
Perintah tersebut menjadikan Indonesia negara kedua di kawasan Indo-Pasifik setelah India yang mengandalkan jet produksi Dassault Aviation
JAKARTA, Indonesia – Indonesia akan memesan 42 jet tempur Rafale, kata Menteri Pertahanan Prancis pada Kamis, Februari setelah kedua negara menandatangani serangkaian kesepakatan yang mencakup pengembangan kapal selam dan pembuatan amunisi.
“Ini resmi: Indonesia memesan 42 Rafale”, kata Menteri Pertahanan Florence Parly dalam sebuah Tweet saat berkunjung ke negara Asia Tenggara itu.
Sekretariat negara Indonesia dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi perjanjian telah ditandatangani dengan Prancis tetapi tidak menyebutkan Rafales atau secara spesifik dari kesepakatan tersebut.
Perintah itu akan menjadikan Indonesia negara kedua di kawasan Indo-Pasifik setelah India yang mengandalkan jet produksi Dassault Aviation.
Dassault Aviation mengatakan kesepakatan itu menandai dimulainya kemitraan jangka panjang dan akan memungkinkannya untuk dengan cepat meningkatkan kehadirannya di Indonesia. Sahamnya naik sekitar 4% di tengah berita tentang perjanjian tersebut.
Dikelola oleh negara Indonesia Antara Kantor berita mengutip menteri pertahanan negara itu yang mengatakan perjanjian itu untuk enam jet Rafale, dengan 36 menyusul.
Kesepakatan itu terjadi ketika Paris, yang memandang dirinya sebagai kekuatan maritim global, berusaha untuk memperluas hubungan geopolitik di Indo-Pasifik setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menciptakan aliansi strategis baru tahun lalu yang disebut AUKUS, yang mencakup melengkapi Australia dengan nuklir. -kapal selam bertenaga
Masalah ini sensitif bagi Prancis setelah Australia membatalkan kesepakatan kapal selam multi-miliar dolar tahun lalu dengan Paris, yang menuduh sekutunya melakukan pengkhianatan.
Parly pada hari Kamis mengatakan Indonesia telah berkomitmen “untuk bekerja sama dengan industri kami di sektor kapal selam”.
“Kemitraan strategis kami akan mendapat manfaat dari pendalaman hubungan pertahanan kami,” tambah Parly.
Indonesia juga telah menyatakan keprihatinannya tentang AUKUS, mewaspadai penggunaan kapal selam bertenaga nuklir dapat menambah ketegangan geopolitik di Asia Tenggara, wilayah di mana China memiliki pengaruh yang cukup besar. pertahanan indonesia
menteri, bagaimanapun, telah mengatakan dia mengerti mengapa aliansi itu dibentuk.
Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu Parly pada hari Kamis dan menyambut baik penandatanganan kesepakatan pengembangan kapal selam, pengadaan satelit, dan produksi amunisi.
“Saya berharap kemitraan pertahanan tidak hanya fokus pada pembelian munisi, tetapi juga dengan memperhatikan pengembangan dan produksi bersama, transfer teknologi, dan investasi di industri pertahanan,” kata Jokowi dalam keterangannya.
– Paypza.com